Selasa, 03 April 2012

produksi kuda

Conservation status

Domesticated
Scientific classification


Kingdom             : Animalia
Phylum               : Chordata
Class                  : Mammalia
Order                 : Perissodactyla
Family                : Equidae
Genus                : Equus
Species              : E. ferus
Subspecies        : E. f. caballus

Trinomial name
Equus ferus caballus

Linnaeus, 1758[1]

Kuda bahasa latinnya adalah Equus ferus caballus adalah binatang berkuku ungulate, termasuk pada mammal, dan subspecies dari family Equidae.

Kuda telah mengalami perkembangan sejak 45-55 juta tahun yang lalu dari bentuk yang masih primitif dengan jari kaki 4 buah (multi-toed )sampai sekarang sudah berubah menjadi besar dan dengan hanya memiliki kuku tunggal (single-toed ).

Manusia telah memulai mendomestikasi kuda sejak 4000 tahun sebelum masehi, dan hasil domestikasinya telah tersebar ke mana-mana pada sekitar 3000 tahun sebelum masehi .

Hampir seluruh bangsa kuda suda terdomestikasi , hanya ada populasi yang sekarang sudah terancam punah yaitu kuda Przewalski’s (Przewalski's Horse).

Bangsa inilah mengingatkan kita sebagai kuda yang benar-benar masih liar (wild horse), sebagaimana juga kuda-kuda pada umumnya dari populasi feral horses, yang hidup secara liar dan berkembang mengalami perubahan dari nenek moyang sebelumnya.

Ada beberapa cara yang masih belum spesifik untuk mendeksi dan menggambarkan famili kuda (equine-related) dengan cara melihat :
  • anatominya (anatomy)
  • sampai pada cara hidup (life stages), besar badan (size),
  • warna (colors)
  • belang-belang (markings)
  • bangsa (breed)
  • pergerakannya (locomotion) dan
  • peri lakunya (bihavior)

ANATOMI KUDA:
Untuk memungkinkan hewan ini sesuai dengan kegunaannya kecepatan dalam berlari (speed) dan untuk menghindarkan diri dari bahaya (escape predators) dan perkembangannya yang seimbang (sense of balance) serta memiliki instink yang baik untuk berkelahi dan juga untuk menghindar dari lawannya (fight-or-flight ).

Berhubungan dengan kebutuhannya ini maka kuda memiliki sifat yang tidak umum dimiliki hewan lain yaitu berdiri pada saat tidur, tapi kadang-kadang berbaring dalam keadaan aman.

Kuda betina disebut sebagai mares, dan lama kebuntingan samapi 11 bulan, anak kuda disebut foal yang dapat segera berdiri dan berlari kecil setelah dilahirkan.

Kuda-kuda yang telah didomestikasi mulai dilatih menggunakan sadel atau tempat duduk (saddl) atau pakaian kuda yang lainnya (harness) anatar dua sampai empat tahun.

Disebut dewasa mulai dari 5 (lima) tahun dan sampai umur rata-rata hidup kuda antara 25 tahun sampai 30 tahun.
Bangsa kuda dibagi kedalam tiga katagori berdasar dari temperamennya :
  • kuda-kuda pelari cepat "hot bloods"
  • kuda-kuda yang ketahanan yang tinggi (endurance) "cold bloods"
  •  kuda-kuda tunggangan pendek (draft horses)
  • kuda ponies, yang digunakan untuk "hot bloods" dengan "cold bloods" disebut sebagai "warmbloods", sering digunakan sebagai kuda tunggang yang merupakan kreasi dari breeder berkembang di sebagian Eropa.
Ada sekitar 300 bangsa kuda yang berkembang sesuai dengan kegunaannya

ISTILAH-ISTILAH BERKAITAN DENGAN UMUR :
  • Umur kuda dihitung tiap tanggal 1 Januari atau 1 Agustus.
  • Atau berdasar dari kondisi gigi
  • Rata-rata lama hidup sampai 25-30 tahun
  • Ada yang mencapai umur 56 tahun
  • Foal adalah kuda yang berumur di bawah 1 tahun
  • Suckling adalah anak kuda yang masih menyusu
  • Weaning adalah anak kuda yang sudah disapih (5-7 bulan) ada juga yang 4 bulan dengan penambahan susu pengganti
  • Yearling adalah kuda yang berumur 1 tahun
  • Colt adalah kuda jantan yang berumur di bawah 4 tahun
  • Filli adalah kuda betina yang berumur di bawah 4 tahun 
  •  Mare adalah kuda betina yang berumur di atas 4 tahun 
  •  Stallion adalah kuda jantan yang berumur di atas 4 tahun
  • Gelding adalah kuda jantan yang di kastrasi pada berbagai umur 
Ada perbedaan dalam kuda pacu di Australia dengan colt dan filli adalah di bawah 4 tahun, sedangkan di Inggris colt dan filli adalah di bawah 5 tahun.

UKURAN DAN BESAR BADAN KUDA:

Satuan dari tinggi kuda biasa digunakan adalah hand (length) adalah sama dengan101,6 mm. Ukuran yang berada dibelakang koma tidak disebut, misalnya: tinggi kuda “15,2 h” disebutkan sebagai 15 hands (60 inchi atau 152,4 cm) ditambah 2 inchi (5,1 cm) sehingga jumlah total adalah 175 cm.

PENGELOMPOKKAN BERDASAR BOBOT DAN TINGGI BADAN:
  • Light riding horses tingginya 14-16 hands (56-64 inchi atau 142-163 cm) dan beratnya antara 380-550 kg (840-1200 lbs)
  • Large riding horses tinggi nya 15,2 hands (62 inchi atau 157cm) dan jarang ada yang 17 hand (6t8 inchi atau 173 cm) beratnya antara 500-600 kg (1100-1300 lbs)
  • Heavy atau draft horses tingginya 18 hands (64-72 inchi atau 163-183cm) dan beratnya antara 700-1000 kg (1500-2200 lbs)
  • Kuda ponies tingginya 14,2 hands (58 inchi atau 147cm) dan jarang ada yang di bawah 14,2 hand
Membedakan antara horse dan ponie sangat sulit bila didasari dari tinggi punndak, tapi mungkin dengan ciri phenotipe lainnya, misalnya: konformasi dan temperamennya.

Badannya lebih pendek, kaki-kakinya lebih pendek, tulang-tulangnya lebih besar lehernya lebih besar, kepalanya lebih besar, dan mukanya lebih lebar. Temperamennya lebih tenang dibandingkan kuda-kuda biasa.
  • Shetland pony mempunyai tinggi pundak hanya 10 hand (40 inchi atau 102 cm)
  • Falabella atau kuda mini tingginya 30 inchi (76 cm) hampir sama tinggi anjing yang tipe sedang.
WARNA DAN TANDA PADA KUDA
  • Kuda memiliki warna yang bermacam-macam dan memiliki tanda yang istimewa, biasanya kuda dibedakan dari warna sebelum membedakan bangsa atau jenis kelamin.
  • Kuda yang memiliki warna yang sama , dapat dibedakan dengan yang lain dengan tanda putih yang membentuk pola yang berbeda, dapat saja berbentuk warna putih memanjang (stripe) pada dahi, agak lebar putihnya (blaze), hampir meluas menutup hidung dan sekitar mata (white face) atau hanya berbentuk semacam bintang pada dahi (star) dan pada moncong diantara kedua lubang hidung (snip)
  • Secara genetik maka warna tubuh kuda mengikuti perilaku gen bagi sifat kualitatif dimana merah (chestnut) resesif terhadap hitam (black) yang dikontrol oleh gen warna merah, yang berpasangan dengan gen lain untuk membentuk variasi lain apakah totol, atau abu-abu.
  • Warna dasar dari kuda adalah chestnut, bay, brown dan hitam, dan dimodivikasi karena ada gen lain yang menontrol sehingga muncul warna-warna: black, dark bay, lightbay, liver chestnut, chesnut, dun, straberry roan, palomino, pie bald, skewbald, odd-colourd, blue roan, dapple grey, fleabitten grey, grey, albino.
  •  Warna putih pada kaki akan dikatagorikan sebagai berikut: warna putih dari kuku sampai mendekati lutut (long sock), lebih rendah dari lutut (short sock), hanya di daerah sendi kaki (white pastern), lebih rendah lagi (short white pastern) dan hanya sestrip diatas kuku (coronet).
  • Warna kuda ini berubah dari warna anak ke warna dewasa, warna anak kuda yang chestnut akan berubah menjadi abu-abu (grey) bila salah satu tetuanya grey. Warna kuning tanah (dun) menjadi coklat (bay)
REPRODUKSI DAN PERKEMBANGAN

SIKLUS REPRODUKSI:
Musim kawin pada kuda biasanya pada musim semi (spring) dan panas (summer) dimana memiliki mata hari bersinar paling panjang, Yang akan mempengaruhi otaknya untuk menghasilkan hormon perkawinan. Hal ini juga terjadi pada pejantan, dimana hormon reproduksi diperuntukan untuk memproduksi sperma.
  • Lama siklus berahi 18 sampai 21 hari berbeda dengan pejantan, dapat dikawinkan setiap saat.
  • Biasanya kuda jantan menaiki kuda betina pada saat kawin, bila kuda betina tidak estrus maka dia akan menendang kebelakang.
  • Lama kebuntingan adlah 11 bulan atau 335-340 hari, kuda betina dapat dikawinkan pada umur 3 tahun, walaupun sudah berahi pada umur 18 bulan.
  • Pada saat awal kebuntingan masih dapat ditunggang, tetapi tidak terlalu lama, dn pemberian paka masih dibatasi demi kesehatannya dan pertumbuhan fetus.
  • Pada kebuntingan akhir 4 bulan kuda betina tidak boleh lagi dituggang, dan pakannya harus ditingkatkan energi dan proteinnya dan sedikit serat kasar. Dibiarkan dilepas hanya untuk menggerakan badannya untuk kesehatan persiapan untuk kelahiran fetus.
  • Kuda betina harus dalam kondisi tenang terhindar dari hal-hal yang mengagetkan dan mengganggu dirinya. Dipisahkan dari kelompoknya agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, yang menyebabkan aborsi.
  • Anak kuda lahir lahir dalam 1 atau 2 jam harus dapat berdiri, bila masih tidak mau berdiri harus dibantu. Beberapa minggu setelah kelahiran masih menyusu dari induknya, tapi harus sambil dibelajari untuk memakan konsentrate, dan belum dapat mencernak serat kasar.
  • Konsentrate harus mengandung banyak protein untuk pertumbuhannya dan secara bertahap mulai menyantap serat kasar.
  • Penyapihan dilakukan pada saat umur 6 bulan, penyapihan harus dilakukan secara bertahap tidak sekaligus dipisah karena akan dapat menimbulkan trauma dan gangguan jiwa.
  • Selanjutnya dapat hidup dengan induk-induk lain (nanny) yang tidak pernah memberikan air susu kepadanya.
  • Sampai umur 4 tahun disebut dewasa, tetapi masih tumbuh sampai umur 6 tahun.
  • Pada umur 2-4 tahun mulai dibelajarkan menggunakan sadel dan dilatih untuk ditunggang. Untuk kuda tunggang sport tidak digunakan sebelum umurnya dia atas 3 tahun karena otot dan tulangnya belum berkembang baik.
  • Untuk olah raga yang menggunakan kerja keras (endurence competition) mulai umur 5 tahun.

KERANGKA
Sistim dari kerangka Kuda:
  • Kerangka kuda seluruhnya terdirti dari 205 buah tulang yang sangat berbeda dengan kerangka manusia. Hal ini terlihat dari keberadaan tulang collar. Pada kuda fore limbs dihubungkan dengan spinal colum oleh otot, tendon dan ligamentum yang sangat kuat ke bagian bahu (shoulder blade) ke daerah torso.
  • Tangan dan kuku kuda memiliki struktur yang sangat unik, karena tulang tangan secara proporsional berbeda dengan manusia. Contohnya, bagian tubuh yang disebut lutut (knee) adalah terbentuk dari tulang tarsal yang sesuai dengan manusia adalah pergelangan tangan (wrist).
  •  Kesamaan lainnya adalah hock terdiri dari tulang ankle dan heel pada manusia. Tulang tangan dan kaki yang paling bawah adalah fetlock, yang sebenarnya tulang sesamoid atau tulang cannon , yang sama pada manusia sebagai meta carpal dan meta tarsal, dan bagian proximal phalanges berlokasi pada kunckles pada manusia.

Pada kuda terdapat otot tangan di bawah sikut dan hock. Hanya kulit, bulu dan tulang, tendon, ligamentum, tulang rawan (cartilage) dan jaringan tertentu yang spesifik membentuk kuku (hoof).

HOOVES (TAPAL KUDA)
Yang paling penting pada kuda adalah kaki dan tangan, sehingga ada peribahasa “no foot, no horse”. Hoof pada kuda bermula pada bagian distal dari tulang phallanges, pada manusia serupa dengan jari tengah, terbentuk dari tulang rawan dan bagian-bagian lain yang specifik, jaringan yang memiliki banyak pembuluh-pembuluh darah, seperti laminae. Bagia luar dari dinding hoof adalah lapisan tanduk, seperti halnya pada manusia sebatgai bagian jari kuku. Bagian akhir dari kuda dengan bobot badan 500 kg (1.100 lbs) berjalan dengan tulang yang sama seperti pada manusia adalah tiptoe. Untuk melindungi hoof dari kondisi tertentu maka digunakanlah sepatu kuda atau tapal kuda, yang diletakkan pada bagian telapak kaki oleh akhli tapal kuda, manajemen pemotongan kuku dilakukan setiap 5-8 minggu.

GIGI KUDA
Kuda telah beradaptasi dengan merumput. Pada kuda dewasa mempunyai 12 buah gigi seri (incisor), sebagai alat untuk menggigittt rumput dan vegetasi lainnya. Di bagian depannya adalah mulut. Ada 24 buah gigi utntuk mengunyah, yaitu premolar dan molar yang berada di bagian belakang mulut. Pada kuda jantan dan kuda kebiri mempunyai gigi tambahan dibelakang gigi seri yaitu taring (cannin) yang sudah mengecil dan biasa disebut dengan tushes. Baik kuda jantan maupun kuda betina mempunyai gigi yang mengecil terletak di bagian depan gigi molar disebut “wolf teeth”, yang pada umumnya akan tanggal karena tidak dapat digunakan untuk menggigit. Ada bagian yang kosong antara gigi seri dan gigi molar, bagian yang kosong ini hanya berupa gusi, yang memerlukan pemeliharaan.

ALAT PENCERNAAN
Systim alat pencernaan kuda dan nutrisi kuda, kuda adalah herbivore, yang memiliki systim pencernaan seperti hewan-hewan yang beradaptasi terhadap pemakan hijauan, rumput-rumputan dantanaman lainnya, yang akan dimakannya sepanjang hari, oleh karena itu kuda seperti juga manusia mempunyai perut yang relatif kecil, tetapi mempunyai usus halus yang sangat panjang yang berguna bagi penyerapan nutrisi, dan dapat menjamin bahwa makanan akan mengalir dengan lancar. Pada kuda yang bobot badannya 450 kg membutuhkan pakan 7-11 kg pakan per hari, pada kondisi kerja yang normal, air dibutuhkan sebanyak 30-40 liter.

Kuda bukan binatang ruminansia, tetapi termasuk kepada hewan monogastric dengan perut seperti manusia, tetapi dapat mencernak serat kasar (sellulosa) dari rumput-rumputan, karena pada bagian belakang usus terdapat usus caecum yang disebut “water gut”, makan akan melalui caecum utnuk kemudian mencapai usus besar. Bila terjadi kasus pencernaan pada kuda (colic) biasanya dapat mematikan, yaitu usus melilit atau tersumbat.

SENSES (INDRA)
Kuda mempunyai indera yang lebih baik dibandingkan dengan manusia, sebagai hewan yang biasa diburu oleh hewan buas maka kuda harus memiliki indra yang sensitif dan selalu siaga terhadap serangan binatang buas sepanjang waktu. Kuda memiliki mata yang besar dan letaknya memanjang, disamping kiri dan kanan bagian muka, oleh karena itu penglihatan kuda memiliki ruang lingkup seluas 350° dengan perkiraan ketajaman sebesar 65°, seperti lensa binocularvision, kadang-kadang buta warna terhadap warna merah, lebih sedikit dibandingkan dari pada warna hijau.

Kuda memiliki perasaan yang seimbang, terutama bagian-bagian yang sensitivitasnya dalam merasakan sesuatu. Hampir semua indra perasanya sensitif, terutama pada bagian sekitar mata, telinga dan hidung. Karena kuda memiliki perasa yang tinggi, maka bila lalat hinggap pada tubuhnyapun akan dapat dirasakan, dan berusaha untuk menhalaunya apakah dengan mengibaskan ekornya atau dengan pergerakan lain. Bila diperhatikan pada saat makan maka bibir akan menyeleksi makan sampai pada butir-butir yang terkecil sekalipun dapat dirasakan. Secara instink kuda tidak akan memakan tanaman yang beracun, atau sengaja memakan makanan yang beracun kalau dirakan akan mengobati sakitnya.

PERGERAKAN
Kuda mempunyai cara bergerak dalam 4 (empat) macam gerakan:
  • Four beat walk gait, dengan kecepatan per jam adalah 6,4 km per jam.
  • Two beat trot or jog, dengan kecepatan 13-19 km per jam.
  • Three beat gait, dengan kecepatan per jam adalah 19-24 km per jam.
  • Gallop, dengan kecepatan per jam adalah 40-48 km per jam.
  • Sprint, dengan kecepatan per jam adalah 80 km per jam.
  • Ambling gait, seperti four beat walk tetapi bergantian dengan two beat.
  • Rack, running walk, dan toelt dengan dasar pergerakan fox trot.

to be continued...

evaluasi karkas


Evaluasi Karkas Domba

Sebelum mengevaluasi karkas, terlebih dahulu diidentifikasi jenis sex nya termasuk kelompok yang mana, apakah betina (ewe), jantan kastrasi (wether) atau jantan (ram). Selanjutnya umur atau kedewasaan (maturity); didasarkan pada tingkat kedewasaan, maka karkas domba dibagi menjadi Lambs, yearling mutton, dan mutton. Setiap kelompok umur terdiri dari ewe, wether, dan ram. Tetapi pada umumnya, karkas jantan kastrasi dipasarkan sebelum mencapai umur dewasa (mutton).
Jenis Karkas Domba didasarkan pada kedewasaan :
1.     Lamb carcass, yaitu karkas domba yg berasal dari domba berumur dibawah 12 bulan (Henrickson, 1978), sedangkan menurut Boggs dan Merkel (1993) lamb adalah karkas domba yang berasal dari domba berumur 2 – 14 bulan.
2.     Yearling carcass , yaitu karkas domba yg berasal dari domba yg berumur 12 – 25 bulan (Boggs dan Merkel, 1993), sedangkan menurut Henrickson (1978) yaitu domba yang berumur 12 – 24 bulan.
3.     Mutton carcass, yaitu karkas domba yang berasaldari domba yg berumur diatas 2 tahun.Warna otot flank bagian dalam berkisar dari merah tua sampai merah tua agak gelap. Iga melebar dan rata, dan warna tulang lebih tua
Identifikasi Karkas Domba Berdasarkan Jenis Kelamin
1 Karkas betina, diidentifikasi dengan adanya ambing.Pada mutton ambing mungkin saja agak basah (mengeluarkan cairan kuning kecoklatan). Tetapi jika sangat basah, dapat diambil pada saat disembelih. Pada lamb dan yearling, ambing nampak relative panjang, terdapat lemak halus.
2. Karkas jantan kastrasi diidentifikasi dengan adanya lemak . Berbeda dengan ambing, lemak nampak kasar dan tidak beraturan,dan biasanya lebih sedikit dari lemak yg ada di ambing
3.Karkas jantan memiliki sedikit lemakpada daerah skrotum dibandingkan betina dan jantan kastrasi. Lemak tampak bentuknya tidak beraturan hamper menyerupai jantan kastrasi.Karkas jantan biasanya lebar, bahu berat dan leher tebal, dan pada daerah ini karkas umumnya lebih menonjol pada jantan kastrasi dibandingkan betina.
Dressing Percentage (Persentase Karkas)
Persentase karkas yaitu : (bobot karkas : Bobot Hidup) X 100%.
Karkas yg telah mengalami pelayuan (Chilled carcass) yaitu :
(Bobot karkas : bobot hidup) X100%. Pada karkas yg telah mengalami pelayuan bobot karkas (Chilled carcass weight) tidak termasuk lemak ginjal dan pelvic.
Persentase karkas berkisar antara 40 – 60%, yang normal berkisar antara 45 – 57%.
                      Persentase karkas dipengaruhi oleh beberapa faktor diantranya :
1.     Isi saluran pencernaan
2.     Bobot kulit dan bulu
3.     Perototan
4.     Perlemakan

Tabel 2. Persentase Karkas Domba yg  Telah Mengalami Pencukuran (Lamb Shorn) Seiring Kualitas Nilainnya
Quality Grade
Kisaran (%)
Rataan (%)
Prime
47 – 57
53
Choice
47 – 55
52
Good
44 – 52
49
Utility
44 – 50
48
  Sumber : Boggs dan Merkel (1993)
Persentase karkas lebih rendah , pada domba muda dan kurus, dan akan meningkat sejalan dengan umur dan bobot badan.
Ketebalan Lemak Punggung
Ketebalan lemak punggung, diukur pada daerah loin, yaitu pada daerah antara tulang rusuk ke 12 dan 13. Ketebalan lemak punggung digunakan dalam menghitung kualias hasil (Yield grade).

                                                                                                      Ketebalaan lemak punggung
                                  Rib eye (daging mata rusuk)
Ketebalan lemak punggung diukur dalam satuan Inch. Menurut Boggs dan Merkel (1993), ketebalan lemak punggung yg normal berkisar antara 0,05 – 0,8 In.

Luas Daging Mata Rusuk (Rib Eye Area).
      Luas daging mata rusuk adalah luas penampang otot (longissimus) pada bagian kiri atau kanan pada daerah antara tulang rusuk ke 12 dan 13. Luas penampang daging mata rusuk diukur dalam satuan inc persegi. Berbeda dengan sapi, pada domba luas daging mata rusuk tidak digunakan dalam pengukuran  baik kualitas nilai ataupun kualitas hasil (yield grade), tetapi bagaimanapun dapat dijadikan indicator untuk perdagingan. Luas daging mata rusuk yang normal berkisar antara 1,5 -3,6 in2

Lemak Ginjal dan Pelvic
Lemak ginjal dan pelvic adalah merupakan lemak internal karkas, persentase lemak ginjal dihitung berdasarkan  bobot karkas. Persentase lemak ginjal dan pelvic yang normal berkisar antara 1,5 – 6,0% (Boggs dan Merkel, 1993)

Grading karkas Domba
Karkas domba dinilai harus mencakup kualitas nilai  (Quality Grade) dan kualitas hasil ( Yield Grade). Kualitas nilai diestimasi dari palatabilitas (misalkan , tenderness, juiceness dan flavor), dimana kualitas hasil diestimasi dari perdagingan , perlemakan, dan retail cuts  dari paha, loin, rack dan bahu (shoulder)
Quality Grade Karkas Domba
Kualitas nilai karkas domba , didasarkan pada komposisi dari penilaian konformasi,maturity atau kedewasaan, dan kualitas daging. Kualitas daging dievaluasi dari perlemakan otot flank bagian dalam,  dan lemak eksternal  Kualitas nilai karkas domba terdiri dari : Prime, Choice, Good, utility, dan Cull.
Faktor-faktor yg digunakan dalam penentuan grading karkas pada domba, yaitu :
1.Tingkat kedwasaan (maturity)
2. Kualitas daging/otot (Lean quality)
3. Konformasi karkas
Tabel1. Jenis, Kelas, dan Grade Domba di Pasaran
Jenis Domba
Class
Grade
Quality




Yield
Slaughter Sheep







Lambs
Ewe
Wether
Mutton
Prime
Prime
Prime
Choice
Choice
Choice
Good
Goog
Good
Utility
Utility
utility


1,2,3,4,5
Yearling Mutton
Ewe
Wether
Mutton
Prime
Prime
Prime
Choice
Choice
Choice
Good
Goog
Good
Utility
Utility
utility


1,2,3,4,5
Mutton
Ewe
Wether
Mutton

Choice
Choice
Choice
Good
Goog
Good
Utility
Utility
utility
Cull
Cull
Cull

Feeder Sheep







Lambs
Ewe
Wether
Mutton
Prime
Prime
Prime
Choice
Choice
Choice
Good
Goog
Good
Utility
Utility
utility
Cull
Cull
Cull

Yearlingss
Ewe
Wether
Mutto
Prime
Prime
Prime
Choice
Choice
Choice
Good
Goog
Good
Utility
Utility
utility
Cull
Cull
Cull

Boggs, D.L., dan Robert A.Merkel, 1993
Maturity
Tingkat kedewasaan pada domba dilihat dari warna dan tekstur daging, Tulang iga, dan tulang cannon. Karkas domba diklasifikasikan menjadi lamb (domba muda), Yearling dan Mutton. Karkas domba muda memiliki tulang rawan (break joints), pada kedua tulang cannonnya, sedangkan yearling mungkin masih memiliki keduanya, atau salah satu masih memiliki tulang rawan , satu lagi tulang penuh. Pada mutton, shank, kedua-duanya sudah memiliki spool joint,





V. BUTCHERING
5.1. Primal cut
        Biasanya karkas domba tidak dibagi sepanjang vertebra coullum (tulang punggung) , seperti halnya karkas sapi dan babi. Karkas domba dibagi menjadi dua bagian yaitu Foresaddle (setengah bagian ke depan atau anterior)  dan Hindsaddle (setengah bagian ke belakang atau posterior). Karkas dibagi menjadi dua bagian yaitu pada daerah antara tl rusuk ke 12 dan 13.  
Pada karkas domba terdapat empat potongan utama atau apa yang disebut dengan Primal Cut yaitu terdiri dari  : shoulder, rack, loin, dan leg. Sir loin umumnya merupakan bagian dari leg, namun demikian sebetulnya dapat dipisahkan dari leg. Gambar 1. Memperlihatkan primal cut atau potongan utama dari karkas domba
Shoulder
 
Leg
 
Loin
 
Rack
 
Description: gambar karkas1


Description: D:\Document\My Scans\2011-03 (Mar)\scan0017.jpgDescription: D:\Document\My Scans\2011-03 (Mar)\scan0017.jpg

                                                                    Forequarter cuts

Terdiri dari : Chuck, Rib, Brisket, dan foreshank atau shank
Berbeda dengan domba, pada sapi karkas dibagi menjadi dua bagian yang sama  pada daerah sepanjang  tulang  punggung,  disebut setengah karkas. Setelah itu baru dilakukan pemotongan pada derah antara tulang rusuk ke 12 dan 13 , dan bagian ini disebut seperempat karkas, kearah depan bagian karkas disebut forequarter, dan ke arah bagian belakang disebut hindquarter.
Hindquarter ,Terdiri dari Loin, Round dan Flank
Description: F:\evaluasi karkas\scan0016.jpg                                Description: F:\evaluasi karkas\scan0016.jpg
 5.2. Commercial cut (Potongan Komersil)
Potongan komersil atau sering juga disebut retail cut, merupakan potongan karkas (daging) yang dapat ditemukan dipasaran.Potongan komersil didasarkan pada jenis masakan yang akan dibuat  oleh konsumen , misalkan  brisket  digunakan untuk  barbecue, corned beef and pastrami.  Potongan komersil ini dikembangkan dari potongan primal (primalcut)
 


Tabel 7. Persentase Retailcut Karkas domba Foresaddle dan     Hindsaddle
Foresaddle
%
Hindsaddle
%
Shoulder (5 tl iga)
26
Legs (sir loin on)
39
Hotel Rack (7 tl iga)
9
Loin (trimmed)
7
Shanks
5
Flanks
2
Breasts
10
Kidneys and suet
2




Jumlah
50

50

Potongan Komersil Sapi
         
VI .Packaging
Packaging atau pengepakan yaitu merupakan suatu proses penting dalam perdagangan selain factor lainnya. Pengepakan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan daya tarik suatu produk bagi konsumen. Berbagai cara pengepakan dilakukan, dengan menggunakan berbagai  teknik dan jenis bahan pembungkus. Pada pengepakan daging jenis bahan pembungkus yang umum dilakukan antara lain:
1.   Films (plastic)
2.   Foil   0,015 Inc
3.   Laminates
4.   Coated sheeT
Fungsi utama kemasan, antara lain :
  • Melindungi terhadap perubahan fisik.
  • Melindungi terhadap perubahan kimia.
  • Melindungi terhadap mikroba.
·         Menyajikan produk kepada konsumen dengan cara yang menarik
 Karakteristik yang mempengaruhi persyaratan kemasan
  • Warna – faktor penting yang paling mempengaruhi penerimaan konsumen.
  • Kelembaban dan udara
  • karakteristik organoleptik juga harus dievaluasi.
  • Jenis  kemasan,  secara umum jenis kemasan yang digunakan  saat ini yaitu, overwrap vakum  dan atmosfer.
Keuntungan dari kemasan untuk industri dan konsumen
  • Ekonomis  (Cutting dan kemasan dilakukan terpusat hanya pada satu lokasi
  • Biaya Transportasi dikurangi. . Sanitasi yang lebih baik dan   dan pengendalian persediaan produk untuk pengecer.lebih mudah
  • Kerugian yang diakibatkan kehilangan cairan dan  berat akibat penguapan dapat dikurangi .
Pada gambar berikut ini ditampilkan beberapa jenis packing antara lain :
1.     Multi Wrapped
2.     Tray Pack
3.     Individual Wrapped
4.     Layer Packed
 






Description: F:\evaluasi karkas\scan0023.jpg
Pemberian Label Pada Kemasan Karton
Pada proses akhir packing yaitu pada kemasan karton, dimana didalamnya biasanya terdapat beberapa bungkus daging yang sudah dikemas . Harus dapat memberikan informasi tentang produk sesuai dengan deskripsinya masing-masing . Informasi yang ditampilkan terdiri dari :
1.     Katagori
2.     Jenis potongan
3.     Tanggal paking
4.     Tipe pembungkus (paking)
5.     Ketebalan lemak (kisarannya)
6.     Kandungan lemak
7.     Kisaran berat
8.     Petunjuk kondisi penyimpaanan (Keep refrigerator)
9.     Jumlah (berapa potong/bungkus) isinya dalam karton
 Misalkan pada label dibawah ini
Description: F:\evaluasi karkas\scan0010.jpg
-       *A – CUR (katagori) , artinya daging yang terdapat dalam karton tersebut merupakan daging  Cub Roll yang berasal dari sapi betina atau jantan kastrasi dengan bobot karkas lebih dari 70 kg HSCW (Hot Standar Carcass Weight)
-       IW, artinya dibungkus atau di paking dengan cara Individual Wrape
-       Packed on, artinya dikemas pada tanggal berapa, bulan apa dan tahun berapa
-       Cara penyimpanan
-       Berat bersih  tertulis 19,24 kg
-       Isinya dalam karton tersebut 5 bungkus
Katagori yang dimaksudkan adalah kondisi fisiologis ternak tersebut, dan jenis potongan komersil yang dimaksud. Katagori ternak yang dimaksud dapat dilihat dalam ilustrasi sebagai berikut :
Description: F:\evaluasi karkas\scan0012.jpg

Description: F:\evaluasi karkas\scan0013.jpg